Monday, 3 April 2017

Pengertian Iman

PENGERTIAN IMAN

     Secara etimologis kata iman adalah bentuk masdar dari akar kata aamana- yu'minu-limaanan, artinya percaya. Percaya kepada perkara yang harus diyakini keberadaanya, yaitu perkara - perkara ghaib. Perkara ghaib adalah
sesuatu yang kita tidak ada pengetahuan tentang perkara itu kecuali melalui wahyu. Sedangkan secara termologis iman adalah membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan, dan melaksanakan dengan anggota badan.

       
Membenarkan dengan hati artinya menyakini dan mengitikadkan dengan hati tentang yang wajib diimani, yaitu wujud Allah, al-Haq. Tidak ada wujud kecuali wujud Allah. Allam dan segala isinya tergantung kepada yang wajib al-wujud yaitu Allah. Itulah sebabnya, keberadaan alam dan segala sesuatu yang ada didalamnya disebut mumkin al-wujud, atau disbeut wujud al-idafi. Selanjutnya, percaya keoada kerasulan Nabi Muahammad SAW. dan percaya kepada risalah yang dibawanya. Muhammad adalah utusan Allah SWT. bagi seluruh umat manusia dan membawa ajaran universal yang abadi untuk keselamatan umat manusia dunia akhirat, lahir batin.

        Menurut Sultan al-Auliya, iman itu terbagi menjadi :

a.  Iman Tahkiki
         Iman tahkiki adalah tunduknya hati untuk tasdiq(membenarkan dalam hati) tentang wujud Tuhan. Sekiranya semua penduduk alam berbeda pendapat denganmu, maka tidak ada keraguan sedikitpun didlam hatimu. Hal demikian terjadi, hanya karena cahaya pendidikan masuk pada lembaran - lembaran sifat -sifat ibadah.

b.  Iman Istidlali
              Iman istidlali didapat dengan argumentasi dari renungan terhadap ciptaan akan adaanya yang mencipta, asar karena adanya mu'sir. Analoginya, kotoran unta menunjukan adanya unta. Begitu pun ekstensinya langit dan bumi menunjukan adanya zat yang menciptkannya. Iman serupa ini tidak akan hilang, tetapi iman yang pertama yakni iman tahkiki lebih kuat.

c.  Iman Taklidi
              Iman taklidi adalah iman yang didasarkan atas ikut - ikutan kepada nenek moyang mereka, atau pendapat - pendapat ulama tanpa mengetahui dalil - dalilnya. Iman serupa ini dianggap lemah sebab khawatir tercerabut ketika akal mereka tergoncang karena beratnya sakaratul maut, bisa juga goncang karena ada yang mengganggu yang meragukan atau karena sedikit syubhat sekalipun.



SEKIAN DULU YA....

TERIMA KASIH.     

0 komentar:

Post a Comment